Krishna:
Apa yang kusampaikan kepadamu bukanlah hal baru;
sudah berulang kali kusampaikan di masa lalu.

Arjuna:
Apa maksudmu dengan masa lalu? Kapan?

Krishna:
Dari masa ke masa, di setiap masa.
Sesungguhnya kita semua telah berulang kali lahir dan mati,
aku mengingat setiap kelahiran dan kematian.
Kau tidak, itu saja bedanya.

Setiap kali keseimbangan alam terkacaukan,
dan ketakseimbangan mengancam keselarasan alam,
maka “Aku” menjelma dari masa ke masa,
untuk mengembalikan keseimbangan alam.

“Aku” ini bersemayam pula di dalam dirimu,
bahkan di dalam diri setiap makhluk hidup,
segala sesuatu yang bergerak maupun tak bergerak.
Menemukan “Sang Aku” ini merupakan pencapaian tertinggi.

Dengan menemukan jati diri, Sang Aku Sejati,
segala apa yang kau butuhkan akan kau
peroleh dengan sangat mudah.
Berkaryalah dan Keberadaan akan membantumu.

Sesuai dengan sifat dasar masing-masing,
Manusia dibagi dalam 4 golongan utama.
Walau pembagian seperti itu,
Tidak pernah mempengaruhi Sang Jiwa Agung.

Para Pemikir bekerja dengan berbagai pikiran mereka.
Para Satria membela negara dan bangsa.
Para Pengusaha melayani masyarakat dengan berbagai cara.
Para Pekerja melaksanakan setiap tugas dengan baik.

Berada dalam kelompok manapun,
bekerjalah selalu sesuai kesadaranmu.
Jangan memikirkan keberhasilan maupun kegagalan.
Terima semuanya dengan penuh ketenangan.

Bila kau bekerja sesuai dengan kodratmu,
tidak untuk memenuhi keinginan serta harapan tertentu,
maka walau berkarya sesungguhnya kau melakukan persembahan.
Dan, kau terbebaskan dari hukum sebab akibat.

Tuhan yang kau sembah, juga adalah Persembahan itu sendiri.
Dalam diri seorang penyembahpun, Ia bersemayam.
Berkaryalah dengan kesadaran ini,
dan senantiaasa merasakan kehadiran-Nya.

Banyak sekali cara persembahan –
Ada yang menghaturkan sesajen dalam berbagai bentuk.
Ada pula yang menghaturkan kesadaran hewani pada
“Sang Aku” – sejati yang bersemayam di dalam diri.

Bila kau mempersembahkan kenikmatan dunia pada pancaindera,
maka kau menjadi penyembah pancaindera.
Bila kau mengendalikan pancaindera,
maka kau menyembah Kesadaran Murni di dalam diri.

Ada yang mempersembahkan harta, ada yang bertapa,
Ada yang berkorban, ada yang menjauhkan diri dari dunia,
Ada yang sibuk mempelajari kitab suci, ada yang berpuasa.
Apapun yang kau lakukan, lakukanlah dengan kesadaran!

Langkah berikutnya:
Lakoni hidupmu seolah kau sedang melakukan persembahan.
Berkarya dengan penuh kesadaran, itulah Pengabdian.
Cara-cara lain hanya bersifat luaran.

Terlebih dahulu, raihlah kesadaran diri.
Bila kau tidak mengetahui caranya,
Belajarlah dari mereka yang telah sadar.
Untuk itu hendaknya kau berendah hati.

Orang yang sadar tidak pernah bingung.
Pandangannya meluas, penglihatannya menjernih,
ia yakin dengan apa yang dilakukannya,
Sehingga meraih kedamaian yang tak terhingga nilainya.